Penggunaan IoT Dan Handphone Bekas Untuk Melindungi Hutan

Berbeda dengan aktivitas penebangan “normal” yang ditandai dengan adanya teriakan para penebang dan raungan mesin pemotong kayu. Aktivitas penebangan / pembalakan liar (illegal logging) berusaha sebisa mungkin menyembunyikan bunyi – bunyian yang dapat menandai aktivitas mereka karena bunyi – bunyian tersebut dapat menarik perhatian masyarakat sekitar dan lebih buruk lagi polisi hutan.

Hutan hujan (tropis) menutupi kurang lebih 14% dari wilayah daratan bumi. Namun saat ini diperkirakan hanya terdapat 6% saja dan dari 6% tersebut akan habis dalam waktu kurang dari 40 tahun.

Yang lebih menyedihkan selain daripada hilangnya hutan hujan adalah musnahnya binatang liar dan hewan – hewan lokal yang sangat tergantung dari ekosistem hutan hujan tersebut. Pihak keamanan lokal dan suku – suku di pedalaman adalah ujung tombak untuk memerangi aktivitas illegal ini namun kesenjangan ekonomi, dengan kata lain minimnya segala sumber daya yang diperlukan antara penentang aktivitas illegal logging dan (perusahaan) pelaku penebangan liar menjadi tantangan tersendiri.
Disinilah IoT memainkan perannya.

 

Lebih dari masalah ekonomi (kurangnya dana yang dialokasikan untuk memerangi illegal logging), masalah lain yang juga tidak kalah peliknya adalah luasan area hutan yang harus dilindungi, akses yang sangat terbatas (beruntung apabila ada akses jalan), masyarakat lokal yang rumah tinggalnya berjauhan, ditambah lagi dengan minimnya jumlah polisi hutan.
Pemantauan hutan secara konvensional dirasa sudah tidak memadai lagi, sedangkan pemantauan dari udara (dengan pesawat kecil) bukan hanya sangat mahal, namun juga tidak dapat memantau hutan yang sangat lebat.
Disinilah dibutuhkan solusi dengan harga yang terjangkau untuk memonitor area hutan yang luas dan untuk mendeteksi aktivitas illegal logging.

Sensor mendeteksi dan memberi peringatan akan adanya aktivitas illegal logging

Topher White dan David Grenell, pendiri Rainforest Connection, membangun sebuah solusi cerdas yang mendeteksi aktivitas illegal logging melalui suara – suara yang dihasilkan dari aktivitas tersebut, sebagai contoh: suara gergaji, suara mobil truk, dsb.
Para tim dari Rainforest Connection kemudian memasangkan sensor – sensor suara tersebut di pohon dan sensor – sensor ini mampu memonitor hingga jarak beberapa kilometer persegi. Penduduk dan pihak keamanan lokal akan menerima peringatan untuk setiap suara – suara yang terdeteksi oleh sensor – sensor tersebut.

Solusi yang sederhana (dan murah) namun cerdas ini tentunya tidak mudah untuk dibuat. Sistem yang dibangun ini harus mampu beradaptasi dengan lingkungan yang ekstrem (kelembaban, temperatur, curah hujan, dsb). Sistem juga harus memiliki sumber tenaga secara mandiri.

Rainforest Connection akhirnya memutuskan untuk merancang sistem yang diinginkan dengan memanfaatkan handphone bekas yang jumlah sangat banyak (di Amerika sendiri terdapat kurang lebih 150 juta unit handphone bekas tiap tahunnya). Handphone – handphone bekas ini kemudian akan dibuat kedap air (waterproof) dan memanfaatkan panel surya sebagai sumber tenaga nya.
Melalui handphone – handphone yang telah dirancang ulang inilah nantinya data – data dari hutan hujan akan dikirimkan ke cloud, yaitu Amazon Web Services untuk dianalisa, selanjutnya sistem mampu untuk mengirimkan SMS apabila terdapat aktivitas yang tidak diinginkan (contoh: terdeteksinya suara gergaji mesin).

Skema kerja Rainforest Connection

Rainforest Connection telah sukses mendemonstrasikan bagaimana sistem mereka bekerja dan saat ini Rainforest Connection melakukan ekspansi operasi mereka ke Amazon, Afrika dan Indonesia. Dampak dari ekspansi ini tentu saja akan sangat luar biasa karena hanya dengan 0.4 hektar lahan hutan hujan, mampu mengurangi efek dari emisi yang dikurangi oleh 3.000 mobil di jalan raya.

Bagi pembaca yang tertarik untuk mendukung apa yang sudah dimulai oleh Rainforest Connection dapat mengunjungi website berikut.

Sumber: Protecting the rainforests with IoT and recycled phones

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *